top of page
SEBUAH BLOG OLEH NOVIA VALENTINA
White Structure
ALL CITIES ARE MAD. BUT THE MADNESS IS GALLANT.
ALL CITIES ARE BEAUTIFUL. BUT THE BEAUTY IS GRIM.

Hai! Udah cerita profesi baru aku sebagai abdi negara di Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Solok belum ya? Jadi sejak 1 Maret 2022 aku ditempatkan di Bidang Kawasan Permukiman, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Solok. Selama setahun ini udah belajar dikit-dikit dan ikut terlibat melaksanakan kegiatan di Bidang Kawasan Permukiman. Yang udah jalan tahun ini sih pemberian bantuan Rumah Tidak Layak Huni atau yang orang-orang akrab dengar sih "Bedah Rumah" ya. Tapi bukan itu poinnya. Hari ini mau cerita hal lain.

Hari ini baca Perda Kota Solok Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh. Intinya gimana cara menanggulangi kekumuhan dan mencegah muncul lokasi kumuh baru. Oh iya kayanya perlu cerita juga kali ya kalo Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman ini adalah Organisasi Pemerintah Daerah / OPD baru. Biasanya, tupoksi OPD ini melekat di PU. Jadi sederhananya Dinas Perkim ini adalah "Pecahannya PUPR". Sebagai OPD baru, kegiatannya sebenernya relatif sedikit dan (gatau soal jobdesc aku karena aku bahkan gabisa menemukan salinan jobdesc posisi aku yang sesungguhnya --') kegiatan aku relatif cukup santai. Sebagai anak baru ya pasti mikirnya "Oh ini toh kegiatannya Dinas Perkim. Karena pecahannya PU jadi jobdesc nya dikit kali yaa." Ternyata setelah baca perda hari ini.......wow. Cukup mindblowing XD


Beberapa waktu lalu sempat ikut Rapat Koordinasi Tim Penggerak PKK Kota Solok. Disitu dibahas rencana kegiatan-kegiatan PKK selama setahun kedepan. Dalam rapat yang sama juga mereka ngundang perwakilan dari OPD terkait untuk menyampaikan program kerja TA ini yang berkaitan dan bisa berkolaborasi dengan Tim Penggerak PKK. Selain menyampaikan kegiatan Dinas Perkim, aku ikut nyimak juga kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan OPD lain. Dalam hati ngerasa "Wow, keren sih ini OPD OPD lain. Kegiatannya banyak banget yang langsung berinteraksi dengan masyarakat baik berupa sosialisasi atau bahkan lomba." Sementara Dinas Perkim belum banyak melakukan itu. Kesimpulan sementara waktu itu sih "Oh soalnya Perkim OPD teknis. Ga terlalu perlu banyak berinteraksi dengan masyarakat. Ternyata hari ini kesimpulan itu dinyatakan salah. Hahaha.


Perda yang aku baca cuma membahas soal penanganan kumuh dan dan pencegahan muncul kumuh baru. Tapi mandat dari negara dan pemerintah daerah terhadap OPD terkait sebenernya udah banyak banget. Memastikan usaha itu berjalan melalui perijinan, melakukan pengawasan dengan nerima laporan dari masyarakat, memastikan masyarakat mengerti mana lahan yang boleh dibangun dan mana yang bukan, gimana kriteria layak huni. Atau dalam konteks area rawan bencana gempa tentu kriteria rumah tahan gempa, dll. Ternyata sangat banyak mandat dari negara yang kalau kita eksekusi semua sesuai aturan bakal super sibuk sekali. Tapi kenyataannya belum. Kita berkutat di kerjaan rutin kaya ngasih bantuan Bedah Rumah, padahal fungsi OPD ini jauh lebih besar dari itu. Terus kemudian aku pikir "Wow, emang gabisa nerima OPD ini sebagaimana adanya. Kalo pengen OPD ini berkembang dan menjalankan tugas sebagaimana fungsinya ya harus baca aturannya. Harus tau kondisi ideal dan perlahan-lahan berjalan ke arah itu. Masalahnya aturan ini cukup banyak dan butuh waktu untuk memahami kondisi real dan permasalahannya langsung di lapangan. Kurasa, menempatkan pemimpin yang keahliannya di luar bidang terkait mungkin belum tepat dalam hal ini. Karena konsekuensinya beliau butuh banyak waktu untuk baca dan memahami aturan terkait dan kondisi serta masalah real dari Perumahan dan Kawasan Permukiman di Kota Solok. Gabisa langsung live dan gas lah kan. Kecuali OPD ini udah "mapan". Udah punya sistem yang baik untuk menjalankan tugas-tugasnya. Jadi tinggal melakukan tugas rutin lah kan. Cuma kan nyatanya belum. OPD ini masih butuh banyak improvement. Masih banyak tugas yang belum dijalankan. Bismillah semoga kedepan lebih baik dan banyak berbenah yaaa. Yuk Vi baca lebih banyak aturan lagi :)


  • Novia Valentina

Satu lagi tempat berwisata untuk menghabiskan waktu sore-sore adalah Wot Batu, Dago Pakar, Bandung. Sebuah art gallery yang karya seninya berupa 11 instalasi bebatuan yang disusun dengan estetik. Karya seni dari Bapak Sunaryo. Yup. Beberapa mungkin sudah familiar dengan Selasar Sunaryo. Karya beliau yang lain, juga di Kota Kembang.


Masing-masing bebatuan di sini punya filosofi yang berbeda. Wot sendiri katanya dalam bahasa Jawa berarti jembatan. Wot Batu adalah art space berupa bebatuan yang menjadi jembatan spiritual manusia. Yang menarik adalah di kawasan ini juga terdapat area untuk duduk dan merumput. Menyenangkan sekali piknik ala ala sambil bercanda dengan orang-orang terkasih. Tentu tidak lupa berfoto untuk asupan konten istagram yakan? ;)


Setelah pandemi, protokol kesehatan yang diterapkan di Wot Batu sangat baik. Setiap pukul 1-2 siang area instalasi di tutup dan dilakukan penyemprotan disinfectant. Jumlah pengunjung yang masukpun dibatasi. Sebelum masuk disediakan area cuci tangan, diukur suhu, dan pengunjung juga diwajibkan mengisi buku tamu.


Selain sudah menerapkan protokol kesehatan, yang menarik dari Wot Batu adalah semua informasi mengenai instalasi sudah bisa diakses online melalui barcode yang bisa di scan pada pintu masuk maupun pada tiap instalasi. Jadi, meski tanpa guide pengunjung bisa memahami maksud dan filosofi dibalik terciptanya instalasi yang ada. Menarik yaa~


WOT BATU

Alamat : Dago Pakar Bandung

Buka : Selasa - Minggu, 10-18.00 WIB

Tarif Masuk :

- Pelajar : IDR 30K

- Umum : IDR 50K

- Rombongan : IDR 30K

- > 65 th : Free

+ : Bisa beli tiket via platform online termasuk Traveloka

  • Novia Valentina

Kawasan Punclut a.k.a Puncak Ciumbuleuit memang populer sebagai tempat nongkrongnya anak muda Bandung. Banyak ragam pilihan cafe dengan konsep yang "totalitas" jadi daya tarik sendiri untuk millenial yang doyan kasih asupan account instagram a.k.a berselfie ria :)) Pun makanannya banyak yang enak mulai dari pizza sampe es cendol. Wajar sih kalo kesini malah bingung mau masuk cafe yang mana karena emang semuanya menarik.


Diantara beragam cafe di Punclut, teman-teman bakal nemuin satu tempat bertajuk "Sudut Pandang". Didesign ala ala japannese minimalist dengan bangunan yang sederhana dan banyak unsur kayu menambah kesan 'warm' dan 'manis' di tempat ini. Sudut Pandang punya satu cafe ( Sudut Rasa ), merch store, dan satu "Sudut Cerita" a.k.a ruang multimedia interaktif berisi beberapa instalasi seni. Di sudut cerita pengunjung diperlihatkan dampak dari aktivitas manusia terhadap kelestarian bumi dalam berbagai bentuk instalasi seni yang menarik. Jangan khawatir, di setiap spot kita ditemani petugas yang akan menjelaskan maksud dan filosofi dari instalasi yang disajikan. Termasuk diinfo spot dan angle terbaik untuk berfoto dengan karya. Oh iya untuk pengunjung yang masuk ke Sudut Cerita dikenakan charge sebesar IDR 50K ya.


Diujung sudut cerita ada merch store yang menjual beragam produk. Mulai dari t shirt, totebag, topi, hingga produk-produk yang mensupport gaya hidup ramah lingkungan seperti alat makan foldable dan tumbler. Bagi pengunjung yang lapar bisa juga ke cafe yang letaknya di sisi kanan. Tak kalah menarik, area cafe juga dilengkapi spot yang instagramable dan unik. Pengunjung bisa makan di tengah-tengah kolam renang atau makan di rumah kaca dengan view Kota Bandung nan elok.


Untuk masuk ke Sudut Pandang dan Sudut Cerita, sudah diterapkan prokes yang cukup baik yaitu dengan pembatasan jumlah pengunjung di Sudut Cerita dan tidak lupa diukur suhu dan menggunakan hand sanitizer terlebih dulu~

SUDUT PANDANG

Buka : Setiap Hari , 08 AM - 11 PM

Lokasi : Kawasan Punclut, Bandung

Tiket Masuk Sudut Cerita : IDR 50 K

Price Range Sudut Rasa : IDR 20 - 75 K


MY OTHER PROJECTS
Natural Bathroom Accessories

Eco Friendly Living

Image by Timo Stern

Travel Journal

Image by Calvin Craig

Official Merch

SOCIAL MEDIA

Podcast

FIND ME

SUBSCRIBE VIA EMAIL

bottom of page